Jadab
adalah sebuah istilah bagi orang yang telah mencapai penyatuan dengan
tuhannya. Orang itu kemudian lupa akan segala sesuatu di sekitarnya.
Yang diingat hanyalah tuhannya. Biasanya jadab ini terjadi apabila
seseorang melakukan praktek tirakat tertentu. Dan
adapula yang siraman lansung dari Tuhan. Jadab ini juga termasuk
tanda-tanda keWalian seseorang dan kedekatan seseorang di depan
tuhannya. Tingkah laku orang jadab kemudian sama sekali terpisah dari
hukum syariat. [Pen]
[2] Manunggaling
kawula gusti ini merupakan konsep sufi yang mengacu kepada penyatuan
seorang hamba dengan tuhannya. Konsep ini diperkenalkan oleh al-Hallaj
seorang tokoh sufi dan di Indonesia diperkenalkan oleh syeh siti jenar.
[3]
Lihat kamus al-Munawwir halaman 651, edisi II. Dalam kamus itu, arti
salaf mengandung banyak arti. Namun hanya satu arti yang saya ambil yang
sesuai dengan kontek tulisan ini yakni nenek moyang atau orang yang
mendahului kita.
[4]
Pengertian zuhud ini saya ambil dari ucapan salah seorang santri
senior, KH. Afifuddin Muhajir dari Sukorejo Asembagus Situbondo pada
pertemuan alumni pesantren sukorejo di Pesantren K.H. Salwa Arifin,
Tangsel, Bondowoso.
[5]
Pembedaan dua macam kesalehan ini sebetulnya kategori yang muncul dari
KH. Afifuddin itu pula. Beliau sendiri mendengar dari
perdebatan-perdebatan yang muncul di ruang-ruang diskusi. Karena banyak
sekali yang dilakukan oleh LSM dalam menolong kaum lemah namun mereka
tidak sholat. Inilah kemudian perdebatan itu memunculkan pembedaan
kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Mana yang lebih baik? Jawabannya
adalah harus sama-sama dilakukan. Karena islam mengajarkan keseimbangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
stroom09@gmail.com