Assalamualaikum wr wb salam takzim kpda pembaaca setia blog stroom09say mencoba memposting tentang Nuzulul qur'an mungkin pembca setia sudah tau makna dan ada kejadian apa ddi balik semua itu .yuk kita bareng2 nyimak kisah turunnya al'qur'an.
Sebagai kata, Nuzulul Qur’an terdiri dari dua kata: Nuzul (turun) dan Al-Qur’an. Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan arti “Turunnya Al-Quran”. Namun dalam memahaminya tidak sesederhana arti terjemahannya, supaya tidak terjadi pemahaman yang keliru. Misalnya anggapan bahwa turunnya Al-Qur’an itu sama dengan turunnya benda-benda yang mempunyai berat jenis tertentu dari atas ke bawah.
Syaikh Abdul Azhim Az-Zarqani dalam kitabnya, Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an, berkata, sebagai kata, memang kata nuzul berarti pindahnya sesuatu dari atas ke bawah. Terkandung dalam makna nuzul tersebut bergeraknya sesuatu dari arah atas ke bawah. Namun pengertian nuzul tersebut tidak patut diberikan untuk maksud Nuzulul Qur’an. Al-Qur’an bukanlah suatu benda yang memerlukan tempat pindah dari atas ke bawah dalam arti haqiqi, lantaran Al-Qur’an mengandung kei’jazan (kekuatan yang melemahkan).
Menurut Az-Zarqani, penggunaan kata Nuzul dalam hal Nuzulul Qur’an dimaksudkan dalam pengertian secara majazi. Artinya sebagai suatu ungkapan yang tidak dipahami secara harfiah. Pengertian majazi bagi Nuzulul Qur’an adalah pemberitahuan mengenai Al-Qur’an dalam segala aspeknya.
Dengan ungkapan itu, seyogianya tidak timbul gambaran bahwa Al-Qur’an itu terlempar dari langit ke bumi. Melainkan harus dipahami bahwa Al-Qur’an telah diberitahukan oleh Allah kepada segenap penghuni langit dan bumi dalam semua segi aspek kemuliaannya sebagai kalamullah. Jika kata nuzul dita’wilkan dengan kata i’lam (pemberitahuan), hilanglah arti pindahnya sesuatu dari atas ke bawah. Pemberitahuan Allah mengenai apa kepada siapa yang ia kehendaki tidak terikat oleh arah tertentu atau tempat tertentu. Jika Allah berkehendak memberitahukan atau mengi’lamkan firman-firman-Nya, tidaklah harus di atas, lantaran Allah tidak bisa disifati mempunyai tempat tertentu untuk menyampaikan kalam-Nya.
Anzala dan Nazala
Untuk memberikan pemahaman yang utuh tentang kata Nuzulul Qur’an, harus dipahami bahwa istilah ini berkait pada proses penyampaian wahyu dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai wujud bukti penyampaian risalah dan syari’at yang disampaikan Nabi SAW atas kalamullah.
Turunnya Al-Qur’an sebagai kumpulan wahyu yang diterima Nabi sekaligus mu’jizat terbesar beliau melalui dua tahapan. Yaitu, pertama, Al-Qur’an turun pada malam Lailatul Qadr (Malam Kemuliaan), yaitu malam pemberitahuan Allah SWT kepada alam tingkat tinggi, yang terdiri dari malaikat-malaikat, akan kemuliaan umat Nabi Muhamad SAW. Kedua, turunnya Al-Qur’an secara bertahap (munajjaman), dengan tujuan menguatkan hati Rasul SAW dan menghibur serta mengikuti peristiwa dan kejadian-kejadian sampai Allah SWT menyempurnakan agama ini dan mencukupi nikmat-nikmat-Nya.
Perbedaan turunnya Al-Qur’an secara sekaligus dan berangsur-angsur karena merujuk kepada dua kata: anzala dan nazala dalam ayat surah Al-Isra’: 105, “Wabil haqqi anzalnahu wabil haqqqi nazala wama arsalnaka illa mubasysyiran wa nadzira.”
Ar-Raghib Al-Ashfahani mengatakan, perbedaan dua kata tersebut dimaksudkan bahwa turunnya Al-Qur’an terjadi dalam dua tahapan. Pada kata anzala ditujukan turunnya Al-Qur’an secara sekaligus (jumlatan wahidatan), sedangkan pada kata nazala bermakna secara berangsur-angsur (mufarraqan wa munajjaman).
Lenih lanjut dikatakan, dalil turunnya Al-Qur’an secara sekaligus, antara lain, didasari firman Allah SWT pada QS Ad-Dukhan: 3, “Sesungguhnya Kami menurunkan (Al-Qur’an) pada malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”; QS Al-Baqarah: 185, “Bulan Ramadhan bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dan yang bathil”; dan QS Al-Qadr: 1, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an pada malam kemuliaan.”
Begitu pula dalil yang didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, “Allah menurunkan Al-Qur’an sekaligus ke langit dunia, tempat turunnya secara berangsur-angsur. Lalu Dia menurunkannya kepada Rasul-Nya SAW bagian demi bagian.” (HR Al-Hakim dan Al-Baihaqi). Dalam riwayat Ibnu Abbas RA yang lain, Nabi SAW bersabda, “Al-Qur’an diturunkan pada malam Lailatul Qadr pada bulan Ramadhan ke langit dunia sekaligus. Lalu Dia menurunkannya secara berangsur-angsur.” (HR Ath-Thabarani).
Sedangkan dalil diturunkannya Al-Qur’an berangsur-angsur, di antaranya, firman Allah SWT, “Dan Al-Qur’an telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur, agar kamu membacanya perlahan-lahan kepada manusia, dan Kami menurunkannya bagian demi bagian” (QS Al-Isra`: 106 ), dan ayat yang berbunyi, “Berkatalah orang-orang kafir, ‘Mengapa Al-Qur’an tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?’ Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya, dan Kami membacakannya kelompok demi kelompok” (QS Al-Furqan: 32).
Dengan demikian, istilah Nuzulul Qur’an mengandung makna bahwa Al-Qur’an turun dengan sebuah proses yang sarat dengan kesuciannya dan kemu’jizatannya yang sampai dengan utuh sempurna kepada umat Nabi Muhammad SAW.
sumber referensi: majalah alkisah
koleksi ilmu hikmah, kisahsufi,tasawuf,fengshui,maulid,desain grafis,batu akik,batu obsidian, paypal pay,za,pendanaan,RENTAL MOBIL proyek,investor,funder,kredit kpr,pinjaman multi guna ,pialang,wali amanat,SEWA MOBIL CIREBONtaxi online cirebondan lain-lain
koleksi ilmu-ilmu hikmah,kisah 2 tokoh sufi.teknologi tips n trik dll
Kamis, Juli 25, 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
stroom09@gmail.com