Ulama adalah pelita yang menerangi umat dengan ilmunya. Mereka adalah
pewaris para nabi. Selain itu, dalam kitab Targhibaatul Abror
dijelaskan juga bagaimana urgensnya posisi ulama. Ulama tetap berada di
garda terdepan dan sebagai pilar terpenting di dunia.
Kalau tidak dengan ilmu para ulama, maka binasalah orang-orang bodoh,
dan kalau tidak ada pemerintahan yang adil, niscaya manusia saling
memakan manusia bagaikan serigala memakan domba, dan kalau tidak ada
kedermawanan orang-orang kaya, maka binasalah orang-orang fakir, dan
kalau tidak ada doa orang-orang fakir, maka hancurlah langit dan bumi
ini.
Rasulullah Saw yang menegaskan ulama sebagai penerusnya, juga
menegaskan wafatnya para ulama sebagai musibah. Rasulullah bersabda:
yang artinya: “Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan,
dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana
bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya
daripada meninggalnya satu orang ulama” (HR al-Thabrani dalam Mu’jam
al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al- Iman dari Abu Darda’) Wafatnya
Ulama Adalah hilangnya Ilmu, Umat manusia dapat hidup bersama para ulama
adalah sebagian ni’mat yang agung selama di dunia.
Rasulullah telah mengingatkan, “Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut
ilmu begitu saja dari diri para ulama, akan tetapi Allah mencabut ilmu
dengan matinya para ulama, sehingga jika tidak tersisa seorang ulama
pun, maka masyarakat akan mengambil orang-orang bodoh sebagai pemimpin.
Jika mereka ditanya, mereka menjawab tanpa ilmu, sehingga mereka sesat
dan menyesatkan.” (HR Bukhari).
Hadis ini menjelaskan tentang konsekuensi meninggalnya seorang ulama,
yaitu akan menimbulkan bahaya bagi umat. Di sisi lain, hadis ini juga
menunjukkan bahwa keberadaan ulama di tengah kaum muslimin merupakan
suatu rahmat dan
keberkahan dari Allah. Hadis ini, cukup sebagai alasan mengapa kita patut berduka setiap kali ditinggal pergi oleh seorang ulama
Semasa ulama hidup, kita dapat mencari/menuntut ilmu kepada mereka,
memetik hikmah, mengambil keteladanan dan sebagainya. Sebaliknya, ketika
ulama wafat, maka hilanglah semua nikmat itu. Hal inilah yang
disabdakan oleh Rasulullah Saw: Artinya: “Pelajarilah ilmu sebelum ilmu
pergi ! Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin ilmu bisa
pergi ? Rasulullah menjawab Perginya ilmu adalah dengan perginya
(wafatnya) orang-orang yang membawa ilmu (ulama)” (HR al-Thabrani No
7831 dari Abu Umamah)
Wafatnya ulama juga memiliki dampak sangat besar, diantaranya
munculnya pemimpin baru yang tidak mengerti tentang agama sehinga dapat
menyesatkan umat,
sebagaimana dalam hadis sahih. Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak
mencabut ilmu dari hambanya, tetapi mencabut ilmu dengan mencabut para
ulama. Sehingga ketika Allah tidak menyisakan satu ulama, maka manusia
mengangkat pemimpin-pemimpin bodoh, mereka ditanya kemudian memberi
fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan” (HR al-Bukhari No
100). (Selengkapnya baca tabloid posmo edisi 727)
referensi majalah posmo
koleksi ilmu hikmah, kisahsufi,tasawuf,fengshui,maulid,desain grafis,batu akik,batu obsidian, paypal pay,za,pendanaan,RENTAL MOBIL proyek,investor,funder,kredit kpr,pinjaman multi guna ,pialang,wali amanat,SEWA MOBIL CIREBONtaxi online cirebondan lain-lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
stroom09@gmail.com