koleksi ilmu-ilmu hikmah,kisah 2 tokoh sufi.teknologi tips n trik dll

Sabtu, Mei 18, 2013

asal usul desa banjaran

Banjaran merupakan satu desa di Kabupaten Majalengka yang mempunyai keterikatan sejarah dengan Kerajaan Mataram dan Kerajaan kerajaan lain di kepulauan indonesia karena berlatar belakang sejarah yang begitu erat dan bertaut satu sama lainnya.
Leluhur Desa Banjaran Yang kini dimakamkan di blok Banjaran girang  Dikenal Dengan Nama Mbah Dalem Aria Saringsingan merupakan leluhur yang hingga kini makam keramatnya masih sering menjadi tempat jiarah terutama orang-orang dari jawa tengah, cirebon bahkan dari daerah diuar kepulauan Jawa.
Lalu bagaimana asal mulanya Mbah Dalem Aria Saringsingan Tersebut ?
Cerita berawal Pada Tahun 1590 Raja Kelima (5) Talaga manggung Yaitu Pangeran Setya pati Aria Kikis( Sunan Wana Perih) Wapat. Beliau Merupakan Putra Ke 2 dari enam bersaudara Ratu Sunya larang dan digantikan Oleh Putra ketiganya yaitu Pangeran Apun Surawijaya untuk melanjutkan  kerajaan Talaga Manggung.
Kerajaan pada masa Pangeran Apun Surawijaya saat itu dititik beratkan pada bidang agama sehingga jalinan komunikasi dengan kerajaan Cirebon semakin erat Dan semakin bersatu dalam kenegaraannya.
Salah satu putri dari Ibunda Ratu Sunyalarang yaitu Ratu Radeya menikah dengan putra Sunan Umbu Luar yaitu Raden Ulun Parancaherang yang terkenal dengan nama Mbah Dalem Aria Saringsingan. beliau sangat disegani oleh masyarakat karena kejujuran , keberanian dan kesaktiannya
Cerita berawal dari sayembara sang raja mataram yang senantiasa melakukan kejuaraan rutin adu Muncang dan Balapan kuda. dan kabar sayembara itu sendiri sampai ke telinga kerajaan kerajaan di wilayah cirebon termasuk juga kerajaan Talaga Manggung.
 Melihat Kesaktian dan kesabaran Mbah Dalem Aria Saringsingan kerajaan Talaga manggung Mengutus beliau untuk berangkat ke Mataram mengikuti kejuaraan tersebut
Hanya berbekal Tekad yang kuat untuk membela kerajaan berangkatlah Mbah Dalem Aria Saringsingan menuju kerajaan Mataram. beliau berangkat melalui Kuningan dan disanalah beliau mendapatkan bekal yaitu Seekor Kuda kecil yang kini lebih sering kita kenal dengan kuda Kuningan yang kecil tapi berani sesudah dari kuningan  beliau memulung sebuah Muncang di daerah cilimus sampai sekarang biji muncang cilimus terkenal kuat .
Setelah melewati beberapa hari perjalanan akhirnya tiba juga Mbah Dalem Aria Saringsingan di Kerajaan mataram beliau mendapatkan urutan terakhir baik dalam pertandingan balapan kuda maupun Adu Muncang. dalam balapan kuda Mbah Dalem Aria Saringsingan karena kesaktiannya berhasil menjadi juara dan dalam adu muncang Mbah Dalem Aria Saringsingan berhasil Membuka kedok kecurangan dari sang Raja Mataram, ternyata sang raja Mataram  Menggunakan Muncang yang terbuat dari baja. Hal itulah yang membuat Mbah Dalem Aria Saringsingan berniat membuka kebenaran dan menegakan keadilan.
Raja Mataram murka karena kedok keberhasilannya selama ini terbongkar seperti biasanya juga selepas acara kompetisi Raja Mataram mengumpulan Para Utusan untuk memberi hormat pada Raja Mataram. Namun tidak seperti biasanya ,  kali ini setiap Para Utusan melakukan sembah sujud selalu di akhiri dengan senyum yang  berbeda seolah menertawakan sang raja. Merasa ada yang janggal dalam setiap penghormatan utusan, masuklah Raja Mataram ke dalam Istana dan berkaca diri. Alangkah terkejutnya Raja Mataram Setelah Melihat Mukanya sendiri yang tampak dengan jelas bahwa kumisnya ternyata Hilang sebelah, Raja Mataram berpikir ini adalah ulah dari Aria Saringsingan, karena hanya dialah yang mempunyai kesaktian untuk melakukan hal itu.
Tanpa berpikir panjang Raja Mataram langsung memerintahkan Prajurinya untuk menangkap Mbah Dalem Aria Saringsingan, namun tidak segampang yang di perintahkan karena kesaktian Mbah Dalem Aria Saringsingan ternta sulit untuk bisa menangkap. jika oleh prajurit Mbah Dalem Aria Saringsingan tampak ada di selatan namun setelah di  kepung ternyata nampak ada di utara begitupun jika nampak di utara ternyata ada di timur karena itu pulalah di gelarkan padanya “Saringsingan” yang artinya susah untuk ditemui atau di tangkap oleh prajurit mataram.
Pengejaran pasukan Mataram terhadap Mbah Dalem Aria Saringsingan dari wilayah selatan terus dilakukan sampai ke wilayah perbatasan talaga tepatnya di Mata Air citungtung,  disana prajurit mataram menghentikan pengejaran karena oleh Mbah Dalem Aria Saringsingan dimata air tersebut di jebak oleh air yang begitu bening dan tikar dengan daun pulus sehingga prajurit mataram banyak yang mati setelah meneguk air seolah tidur di tikar daun pulus tersebut makanya Mata air  itu di beri nama citungtung yang artinya   Panungtungan (Yang terakhir)
Dari Wilayah Utara pengejaran terhenti di perbatasan banjaran  tepatnya di daerah Wates Girimulya. mereka disana dihadang oleh pasukan  Kerajaan Talaga manggung dengan menggunakan pagar bambu. Sampai sekarang daerah itu  diberi nama Wates yang artinya Batas dan disana tumbuh banyak pohon-pohon bambu.
Namun ada beberapa orang patih kerajaan Mataram yang berhasil masuk menyamar ke daerah banjaran tapi hal itu tidak berjalan mulus untuk menangkap Mbah  Dalem Aria Saringsingan karena sebelum mereka datang ke  padepokan Mbah Dalem Aria Saringsingan (Banjaran Girang) mereka oleh kesaktian  Mbah Dalem Aria Saringsingan dialihkan jalannya ke arah barat kini tanda itu di kenal lewat sungai kecil Cisempong artinya disempongkeun (dialihkan). sehingga Mbah  Dalem Aria Saringsingan tetap aman di padepokannya.
Karena peristiwa  Mbah Dalem Aria Saringsingan itulah para tetua-tetua kerajaan dan rakyat berpendapat bahwa padepokan Mbah Dalem Aria Saringsingan akan banyak di  kunjungi tamu atau orang yang mau berguru ilmu kesaktian maka disebutlah Babanjiran (BANJARAN) Yang artinya kebanjiran oleh tamu  baik yang mau berguru ilmu ataupun yang hanya sekedar berjiarah.
Hal itu sampai sekarang  terbukti bahwa tamu yang datang ke Makom Mbah  Dalem Aria Saringsingan mayoritas dari daerah cirebon , jawa timur dan jawa tengah  bahkan ada yang sengaja datang berkunjung  dari luar pulau jawa untuk berjiarah ke makom Mbah Dalem Aria Saringsingan tersebut.
Setelah aman dari masalah dengan mataram   Mbah Dalem Aria Saringsingan membuat kerajaan yang diberi nama kerajaan Banjaran yang berazaskan Keislaman tapi posisi kerajaannya tidak berada di padepokannya melainkan jauh di depan (Sekarang Balai Desa Banjaran) dengan maksud tujuan tempat pertapaan atau padepokan tempat menyepi dirinya jauh dari keramaian dan kegiatan pemerintahan.
Kerajaan Banjaran waktu itu dipimpin Oleh Mbah Dalem Aria Saringsingan sendiri dengan Para bidang-bidang kelembagaanya masing-masing, diantaranya:
1.   Bidang Kebudayaan       : Mbah Buyut Nayaga
2.   Bidang Keagamaan        : Kyai Santri Kuning
3.   Bidang Kesehatan                    : Raden Ama Ucuk
4.   Bidang Pertanian           : Kyai Latief
5.   Panglima Perang            : Kyai Sabit
6.   Ponggawa Gapura                    : Eyang Kopral
Barang-barang pusaka pada masa kerajaan banjaran seperti goong renceng diperintahkan oleh Mbah Dalem Aria Saringsingan untuk di serahkan Oleh Mbah Buyut Nayaga selaku Bidang Kebudayaan kepada Kerajaan Talaga Manggung agar tidak terjadi hal-hal yang musrik terhadap prajuritnya Mengingat faham yang dianut oleh kerajaan banjaran adalah islam.
Goong renceng adalah barang pusaka yang sekarang ada di museum talaga manggung konon khabarnya jika goong tersebut di naikan ke atas panggung maka akan berbunyi sendiri karena di tabuh oleh kesaktinnya Mbah Buyut Nayaga.
Menurut nara sumber Setelah Raja Aria Saringsingan wafat para balad kurawa kerajaan Mbah Dalem Aria Saringsingan meninggalnya tidak dikubur melainkan di jelma menjadi pohon wargu dan jika para prajurit atau rakyatnya yang membutuhkan pertolongan maka sudah di sediakan sebuah kolam dari mata air yang letaknya tidak jauh dari Makam Keramatnya sekarang yang di beri nama situ hideung.
Dari cerita yang turun temurun dan adat kebiasaan para leluhur Hingga Kini Jika Ada calon yang ingin jadi kepala desa Banjaran atau yang hendak menjadi calon pegawai apapun maka, kebiasaanya yaitu Ziarah ke Makam Mbah Dalem Aria Saringsingan  .
Demikian Riwayat singkat Desa banjaran yang bisa kami himpun dari berbagai nara sumber hanya untuk melestarikan budaya dan sejarah Desa Banjaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

stroom09@gmail.com

KLINIK CENAYANG STROOM09

KLINIK CENAYANG STROOM09
KLINIK CENAYANG STROOM09

pengunjung

RENTAL MOBIL CIREBON

RENTAL MOBIL CIREBON
RENTAL MOBIL CIREBON,TAXI ONLINE CIREBON,SEWA MOBIL CIREBON MINAT HP/WA :089537731979

Total Tayangan Halaman