jenis –jenis pakan ulat hongkong
Bahan makanan /konsumsi ulat hongkong terdiri dari beberapa macam jenis yang ada di sekitar kita diantaranya adalah;
1. Polard/ Makanan Ayam
2. Bahan pakan lain
a. Ampas tahu
b. Batang pohon pisang
c. Batang talas
3. Buah-buahan
a. Pepaya
b. Manisah/labu siam
4. Sayuran
a. Bisai
b. Sawi
Atau dengan kata lain
pakan ulat hongkong yang cukup murah seperti tersebut di atas dapat juga
di peroleh dari pakan atau sayuran yang banyak mengandung air.
III. Dampak pemakaian ulat hongkong sebagai pakan ternak
Pemakaian ulat hongkong untuk konsumsi ternak mempunyai dampak positif dan negatif diantaranya adalah;
a. Dampak Positif Pemakaian Ulat Hongkong
1. Burung
yang mendapat pakan sampingan ulat hongkong dapat mengeluarkan bunyi
atau kicau yang bagus di bandingkan tanpa mengkonsumsi ulat hongkong.
2. Ikan
yang mendapat pakan sampingan ulat hongkong akan lebih sehat dan
mempunyai daya tahan tubuh yang relatif baik serta mempunyai daya tarik
yang indah dari warna kulitnya.
3. Udang
yang mengkonsumsi ulat hongkong mempunyai pertumbuhan yang relatif
lebih cepat dari udang biasa yang tidak mengkonsumsi ulat hongkong.
b. Dampak Negatif Pemakaian Ulat Hongkong
1. Menambah biaya perawatan
2. Penggunaan ulat hongkong dapat mengganggu aspek kesehatan khususnya pada burung
3. Burung
yang mengkonsumsi ulat hongkong ini akan mengalami masalah atau
penyakit diantaranya adalah sakit mata dan pencernaan yang tidak sehat
4. Pemakaian berlebihan pada ikan akan menyebabkan kegemukan dan efek lainya
III. Metode penggunaan
Untuk pemberian pakan terhadap burung agar tidak terjadi hal yang tdak di inginkan biasa di lakukan adalah sebagai berikut;
a. Ulat
hongkong tidak boleh dikonsumsi burung dalam keadaan hidup.Caranya,
Ulat hongkong harus di celupkanke dalam air hangat agar mati,kemudian
baru diberikan kepaada burung berkicau.
b. Ulat
hongkong tidak boleh di gunakan secara berlebihan karena zat kitinya
yang menyebabkan burung mengalami gangguan pencernaan. Demikan pula
dengaan ikan hias ,penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan
kegemukan dan gangguan pada kulit.
IV. Kandungan nutrisi makanan ulat hongkong
Nutrisi yang di
butuhkan oleh ulat hongkong adalah protein,lemak kasar dan kadar air
yang mempunyai nilai prosentase yang tinggi atau pada buah dan sayuran
yang mengandung unsur tersebut. Oleh karena itu dalam usaha ternak ulat
hongkong yang ada sekarang ini selain menggunakan pakan yang sudah
tersedia dalam pabrik,juga dapat di cari pada buah dan sayuran yang ada
di pasar terutama yang mengandung tiga unsur (protein, lemak dan kadar
air yang tinggi), dalam praktek yang ada di lapangan pakan yang mudah
dan murah harganya adalah buah pepaya yang masih muda.
V. Persiapan alat dan bahan
a. Alat
Media atau alat yang di gunakan dalam pembuatan tempat budidaya ulat hongkongadalah:
1. Gunting
2. Paku
3. Triplek
4. Isolasi
5. Hammer(palu)
6. Gergaji
7. Kayu
8. Alat penggiling dan pengayak
9. Alat penimban dan penakar
10. Alat pengaduk dan pencampur
11. Alat pemasak
12. Alat pengering
13. Alat penyimpan
b. Bahan
Bahan yang di pakai dalam budidaya ulat hongkong adalah ulat itu sendiri
VI. Proses Pembuatan Tempat Pemeliharaan
Proses pembuatan
tempat untuk pemeliharaan ulat hongkong tergolong cukup mudah dan biaya
murah dan tidak harus memerlukan tempat yang luas, diantaranya adalah:
1. Pemeliharaan
skala kecil dapat menggunakan beberapa kotak kayu/triplek berukuran
60x40x7x1.5 cm yag dilapisi dengan isolasi pada bagian
dalamnya/bibirnya, atau ember plastik, baki, atau waskom.
2. Pembuatan rak-rak kayu dengan system bertingkat-tingkat dengan ketentuan jarak antar rak kurang lebih 10cm.
3. Kotak/wadah di buat terbuka agar mudah dalam proses perawatan maupun saat masa panen.
4. Medium
pemeliharaan yangberupa campuran dedak halus dan ampas tahu kering atau
tepung jagung yang di campur tepung tulang dan tepung ikan yang telah
di saring/di ayak ,di tebar pada dasar wadah setebal 2-3cm.
VII. Proses Pembibitan
Siklus hidup ulat hongkong terdiri dari 4 tahap sampai ulat siap untuk di pasarkan ke konsumen,yaitu;
a. Telur
Siklus ini bisa
berlangsung antara 3 – 3,5 bulan.Telur pada umumnyaberbentuk seperti
kacang dalam bentuk bergerombol atau sendiri-sendiri.Ukuran telur ini
kurang lebih 1,8 – 1,9 mm dengan diameter sekitar 1mm.Telurtersebut
biasanya diselimuti oleh suatu bahan cair yang lengket sehingga kerap
mereka tertutup oleh bahan-bahan yang menempel pada telur tersebut.Telur
akan menetas setelah sekitar 7 hari
b. Larva
Larva yang baru
menetas berukuran sekitar 3mm dengan berat kurang lebih 0,6mg. Pada
awalnya larva ini berwarna keputihan .Kemudian secara perlahan akan
berubah warna menjadi kuning kecoklatan.Larva atau ulat hongkong ini
akan berganti kulit sebanyak 15 kali sebelum akhirnya berubah menjadi
kepompong.Pada suhu ruangan normal larva akan tumbuh mencapai ukuran
optimalnya setelah 3 – 3,5 bulan. Pada saat itu ulat bisa mencapai
panjang sampai dengan 3 cm dan berat rata-rata 150 mg.
c. Kepompong
Proses selama menjadi
kepompong ini kurang lebih 7 hari baru menetas, dan penetasan ini di
tandai dengan 3 warna yaitu; warna merah, putih, putih kemerah-merahan
dan hitam.
d. Serangga dewasa
Serangga dewasa pada
umumnya akan hidup selama 2 sampai 3 bulan. Selama itu seekor serangga
betina bisa memproduksi telur sebanyak 200 – 300 butir.
a. Beli ulat kecil
Bila pembelian di
lakukan di luar kota di khawatirkan ulat hongkong akan mengalami
beberapa penyakit yang di timbulkan proses transportasi dari tempat
pembelian sampai ke kandang.
b. Pembesaran Ulat hongkong
Pembesaran ulat
hongkong memerlukan waktu kurang lebih 7hari dengan catatan pemberian
makan selama 7 hari tidak mengalami pengurangan atau penyusutan.
c. Proses kepompong
Proses selama menjadi
kepompong ini kurang lebih 7 hari baru menetas, dan penetasan ini di
tandai dengan 3 warna yaitu; warna merah, putih kemerah-marahan daan
hitam.
d. Pemilihan/sortasi kepompong
Proses
pemilihan/sortasidi lakukan secara serempak dan dalam waktu yang sama
atau satu hari harus selesai. Proses ini di lakukan dengan tujuan
menyeragamkan kepompong agar waktu proses penetasan ddapat bersama-sama.
Bila tidak di lakukan maka yang timbul adalah penetasan yang tidak
serempak yang mengakibatkan ulat hongkong yang menetas duluan akan
menginjak-injak kepompng yang belum menetas.
e. Penetasan kepompong
Proses penetasan
kepompong membawa waktu kurang lebih 7 hari dan harus selalu di control
agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan peternak seperti ulat
mati. Setelah itu menunggu selama kurang lebih 7 hari sampai warna dari
penetasan kepompong itu menjadi berwarna hitam.
f. Kepek
Setelah menjadi kepek
proses selanjutnya adalah memilih kepek, karena kepek setelah menetas
mengalami tiga siklus warna yaitu; warna merah ,puti kemerah-merahan dan
warna hitam.
g. Pemilihan/sortasi kepek
Pemilihan kepek
dilakukan untuk memisahkan kepik yang mati dan kepik yang hidup. Kepik
yang hidup di letakkan pada sebuah media penampungan yang berbentuk
kotak persegi dan terbuat dari triplek yang di lapisi isolasi pada
bagian dalamnya, yang tujuanya adalah untuk menahan kepek untuk tidak
keluar dari media . Untuk kepek yang mati pada bagian peternak di jual
pada pengepul atau ke peternak ikan disamping harga jual kepek yang mati
adalah murah dan juga tidak terlalu berat untuk di bawa.
h. Media penempatan ulat hongkong
Media ini di perlukan
untuk menampung ulat yang sudah jadi dengan spesifikasi media yangdi
pakai selama ini oleh peternak adalah sebagai berikut;
a. Panjang 60 cm
b. Lebar 40 cm
c. Tinggi 6 cm
d. Tebal dinding 1,5 cm
Media ini biasanya
untuk pertama kalinya di isi polar kurang lebih ¾ kg atau setara dengan
jumlah ulat kurang lebih 1000 ekor atau dua gelas aqua. Yang pada
sisi-sisinya di lapisi dengan isolasi dengan tujuan agar ulat nantinya
tidak bisa keluar dari media . Dan proses ini yang paling banyak di
pakai oleh peternak.
i. Pemilihan/sortasi kepek dan makanan ulat hongkong
Setelah berjalan
kurang lebih 7 hari di lakukan pemilihan kepek dan polar dengan cara di
ayak seingga pemisahan kepek lebih cepat.
j. Pemberian makanan awal
Pemberian makanan awal
pada media ukuran kotak 60x40x6x1,5 cm adalah ¾ kg polard dengan tujuan
agar pada saat penempatan awal ulat ke dalam kotak sudah ada makanan.
k. Pemberian makanan suplemen/tambahan
Pemberian makanan
suplemen atau tambahan ang berupa buah –buahan dan sayuran adalah untuk
menunjang proses pertumbuhan dari ulat hongkong itu sendiri yang
memerlukan beberapa kandungan nutrisi yang di perlukan seperti protein,
kadar air, lemak, kadar abu yang kesemuanya itu terdapat pada buah
–buahan dan sayuran seperti tersebut diatas.
Untuk memperoleh hasil
yang sesuai dengan kebutuhan maka proses penyerpihanya di lakukan
dengan menggunakan mesin pasrah, tetapi sebelumnya yang di lakukan oleh
peternak adalah dengan menggunakan pisau, karena memakan waktu yang
cukup lama maka di lakukan dengan menggunakan mesin.
l. Pemberian makan sebelum panen
Pemberian makan
sebelum masa panen di lakukan adalah buah-buahan dan sayuran mulai dari
umur ulat hongkong atau masa penaburan kepek yang pertama kali sampai
dengan umur45 hari.
m. Masa panen ulat hongkong
Masa panen ulat
hongkong di kakukan setelah umur ulat hongkong mencapai 45 hari dengan
ukuran yang sedang atau tanggung karena ukuran yang lebih besar jarang
di sukai oleh konsumen.
VIII. Waktu Pemberian Makanan
Waktu pemberian makanan pada ulat hongkong yang selama ini di lakukan oleh peternak adalah seperti dalam table berikut;
Tabel tiga waktu pemberian makanan
NO
|
Jenis pakan
| |
Polard ( kg )
|
Buah-buahan dan sayuran ( kg )
| |
1
|
Sesuai dengan ukuran
Kotak 60x40x6x1,5 cm
Adalah ¾ kg
|
Sayuran/buah-buahan selama 24 jam secara rutin (agar tidak membusuk )
|
Jumlah pakan yang
harus di berikan pada ulat hongkong tergantung pada kapasitas ulat
hongkong pada papan pemeliharaan ,semakin lebar ukuran papan maka
semakin banyak pula pakan yang harus di berikan.
Demikian sekelumit
tentang cara ternak ulat hongkong , amalkan pengalaman anda dalam bidang
peternakan ulat hongkong kepada tetangga dan seluruh masyarakat yang
mau berbisnis usaha ulat hongkong.
referensi : http://wimbogroup.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
stroom09@gmail.com