Li bai (李白701 - 762) adalah salah satu sastrawan besar Tiongkok masa lalu. Namun demikian, ia termasuk orang yang kurang pandai membaca situasi. Perjalanan Li Bai ke kota Chang An yang terakhir dilakukannya pada tahun 754. Tujuannya adalah untuk membongkar kedok An Lu Shan (安祿山703 - 757) yang ingin memberontak terhadap kaisar mereka, juga memberitahukan gagasan untuk menanganinya. An Lu Shan adalah orang kepercayaan pemerintah saat itu. Ia pandai menyembunyikan niatnya jahatnya, sehingga pemerintah menganggap orang yang melaporkan kekurang An Lu Shan sebagai penyebar fitnah, orang itu pun ditindak keras. Hal ini tentu saja membuat perjalanan Li Bai menjadi sia-sia, dan terpaksa pulang dengan sangat kecewa.
Tidak lama kemudian, pemberontakan An Lu Shan terjadi. Saat itu, Li Bai sedang mengasingkan diri di daerah Lu Shan (廬山). Selang beberapa saat, ia bergabung dengan Li Lin (李磷). Saat itu, Li Lin memproklamirkan diri sebagai pemimpin dan meminta cendikia asal Jiang Nan sebagai penasehatnya. Di antaranya terdapat LiuYan (劉晏) dan Xiao Ying Shi (蕭穎士). Tetapi keduannya tidak bersedia, karena mereka dapat mencium niat Li Lin yang sebenarnya, yakni memberontak. Sebaliknya, Li Bai justru membantu Li Lin. Pada akhirnya, pemberontakkan Li Lin dapat ditumpas, akibatnya Li Bai tertangkap dan dibuang ke pengasingan di wilayah Ye Lang (夜郎). Beruntung pada akhirnya ia mendapatkan kebebasan. Kesempatan itu terjadi setelah bencana kekeringan di Guan Zhong (關中), pemerintah mengadakan pengampunan massal.
Perhatian :
Li Bai menerima lamaran Li Lin sebagai penasehat pemerintahan karena tidak peka pada situasi, sementara yang lain menolaknya karena dapat mencium niat buruknya.
Hikmah yang bisa diperoleh :
Kepekaan pada situasi dan kondisi zaman sangat penting dan berarti. Orang sepandai Li Bai yang memiliki pengetahuan sangat luas, hidup dalam kemiskinan di masa tuanya, hanya karena tidak peka pada situasi.
SUMBER: HONG SHUI. NET
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
stroom09@gmail.com