Setiap Jum’at Pahing malam Sabtu Pon, Majelis Ta’lim dan Mujahadah Nighayatul Mustaghfirin Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, mengadakan mujahadah akbar di Masjid Agung Nurul Falah Kecamatan Bukateja, diikuti jama’ah yang datang dari daerah Purbalingga dan sekitarnya.
Acara mujahadah itu, yang banyak diikuti jama’ah Nahdlatul Ulama Kecamatan Bukateja, tidak saja diikuti warga Bukateja, tapi juga warga nahdhliyin dari Kabupaten Cilacap, Banjarnegara, Banyumas dan sekitarnya.
Acara berlangsung selepas shalat Isya. Biasanya acara dimulai dengan shalat dan dzikir bersama, baru dilanjutkan dengan mauizhah hasanah. Namun lain pada malam Sabtu tanggal 3 Mei 2013, acara mujahadah majelis dzikir Nighayatul Mustaghfirin langsung diisi dengan taushiyah oleh K.H. Achmad Burhanuddin, pengasuh Panti Asuhan Al-Khaerat, Desa Majasari, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga.
Dalam kesempatan itu K.H. Achmad Burhanuddin menyampaikan pentingnya bulan Rajab. Bulan Rajab itu adalah bulan yang amat diberkahi oleh Allah SWT, sehingga Rasulullah SAW berdoa, ”Allahumma barik lana fi Rajab wa Sya’ban wa ballighna Ramadhan (Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami pada bulan Ramadhan).”
Selanjutnya K.H. A. Burhanuddin, yang kerap disapa oleh jama’ah ”Eyang Bur”, memberikan ijazah wirid harian pada bulan Rajab kepada jama’ah. Pada awal bulan Rajab mulai tanggal 1-10 wirid hariannya adalah Subhanal Ahadish Shamad. Pada tanggal 11-20 bulan Rajab wiridnya Subhanal Hayyul Qayyum. Dan pada akhir bulan Rajab dari tanggal 21-30 Rajab wiridnya adalah Subhanallahur Ra’uf.
Ini adalah amalan-amalan yang baik untuk dunia dan akhirat. Inilah amalan-amalan untuk cepat mendapat ampunan dari Allah SWT. ”Mereka yang mendapat ampunan dari Allah SWT itu menjadi calon penghuni surga,” kata K.H. Achmad Burhanuddin.
Pada zaman Rasulullah SAW ada orang kafir yang kaya, muda, dan ganteng. Namanya Hidyatuts Tsalabi. Rasulullah SAW selalu berdoa kepada Allah SWT agar ia masuk Islam. Tak lama berselang, Hidayatuts Tsalabi mendapat hidayah dari Allah SWT karena terpesona melihat keluhuran akhlaq Rasulullah SAW, ia akhirnya mengucap syahadat. Rasulullah SAW sangat berbahagia. Orang kafir yang masuk Islam dijamin Allah SWT mendapat ampunan dan masuk surga.
Amalan kedua agar mendapat ampunan Allah SWT yakni taubat.
Amalan yang ketiga adalah beramal dengan ikhlas.
Amalan keempat yakni menyempurnakan wudhu pada waktu-waktu yang dingin. Misalnya pada malam hari di saat orang-orang banyak tidur.
Amalan kelima yaitu menanti shalat jama’ah setelah melakukan shalat sunnah.
Amalan yang keenam adalah melakukan puasa sunnah di bulan Rajab. ”Rasulullah SAW bahkan sering berpuasa secara berturut-turut selama tiga bulan, mulai Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan, ini karena keagungan pada bulan-ulan itu, agar mendapat ampunan Allah SWT,” kata Eyang Bur.
Bulan Rajab, dua bulan menjelang bulan Ramadhan, adalah bulan taubat.
Tak terasa sudah satu setengah jam K.H. Achmad Burhanuddin menyampaikan taushiyah kepada jama’ah. Sekitar pukul 21.30 acara berlanjut dengan shalat Hajat dan mujahadah bersama untuk memohon kepada Allah SWT agar hajat-hajat jama’ah terkabul, dipimpin oleh K.H. Mukhlasin dari Majasari, Bukateja, Kabupaten Purbalingga.
Acara mujahadah di Majelis Ta’lim Nighayatul Mustaghfirin Kecamatan Bukateja ini berlangsung rutin, selapanan hari, tiap hari Jum’at Pahing malam Sabtu Pon, dengan penceramah berganti-ganti.
Siap Menghadapi Tantangan Zaman
K.H. Achmad Burhanuddin adalah sosok yang begitu sederhana. Ia kelahiran Bukateja 9 November 1960.
Sampai tahun 1973 ia mengenyam pendidikan dasar di Bukateja. Selepas itu ia melanjutkan pendidikan ke Pondok API Tegalrejo di bawah asuhan K.H. Abdurrahman Chudhary sampai tingkat Tsanawiyah. Dari tahun 1985 ia melanjutkan pendidikan tingkat Aliyah di Ponpes Tanggir, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, di bawah asuhan K.H. Soim Muslih.
Putra keempat dari delapan bersaudara H. Soleh dan Hj. Rodiyah ini, selepas menuntut ilmu, mulai pertengahan 1980-an mulai memberikan ta’lim di wilayah Bukateja dan sekitarnya. Mulai tahun 1990 ia membuka panti asuhan anak yatim piatu di Desa Majasari, Kecamatan Bukateja, Al-Khaerat. Saat ini panti Al-Khaerat mempunyai lembaga Taman Pendidikan Al-Qur’an Al-Huda khusus bagi santri-santri yang ingin menghafal Al-Qur’an.
Panti Al-Khaerat ini memang khusus untuk anak yatim piatu dan santri-santri yang ingin belajar agama. Yayasan panti ini di bawah binaan Habib Ali bin Umar Alquthban, Syuriah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Anak-anak asuhannya memang dididik bekal agama yang kuat agar menjadi generasi bangsa yang siap menghadapi tantangan zaman. Selain dididik materi agama Islam, seperti nahwu, sharaf, balaghah, akhlaq, tauhid, fiqih, juga dibekali dengan pendidikan keterampilan, yakni ilmu-ilmu cara berkebun, bertani, beternak, termasuk perikanan.
Kepada santri senior, bapak empat putra ini, satu perempuan dan tiga laki-laki, mengajar kitab-kitab berat, Ihya Ulumiddin, Tafsir Jalalayn, Fathul Wahhab, dan Shahih Bukhari.
Menurut ketua Musta’syar Jami’ah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, ini tantangan dakwah sekarang semakin berat karena pergaulan bebas memang merajalela, khususnya di kalangan generasi muda. “Karenanya peran majelis ta’lim, masjid, dan pesantren menjadi sangat penting, untuk memfilter arus kebudayaan global,” katanya menutup perbincangan.
sumber:
Aji Setiawan, Bukateja
majalah alkisah.com
koleksi ilmu hikmah, kisahsufi,tasawuf,fengshui,maulid,desain grafis,batu akik,batu obsidian, paypal pay,za,pendanaan,RENTAL MOBIL proyek,investor,funder,kredit kpr,pinjaman multi guna ,pialang,wali amanat,SEWA MOBIL CIREBONtaxi online cirebondan lain-lain
koleksi ilmu-ilmu hikmah,kisah 2 tokoh sufi.teknologi tips n trik dll
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
stroom09@gmail.com