desain unik mobil semar dari UGM

Seiring berkembangnya zaman  dan kebutuhan untuk memiliki kendaraan yang simple dan ringan . para mahasiswa dari tim Semar UGM mendesain kendaraan futuristik  SEMAR.

 CARA KERJA MESIN

Semar menggunakan mesin pemotong rumput 4 tak bersilinder tunggal 25 cc Modifikasi:
Modifikasi ini dilakukan dengan menaikkan rasio kompresi dari kondisi standar 8,0 : 1 men adi 12,0 : 1, sehingga diharapkan efisiensi Termal mesin meningkat karena nilai oktan bahan bakar relatif tinggi (95).

1. Penggantian sistem pemasukan bahan bakar dari karburator konvensional menjadi sistem injeksi elektronik (electronic fuel injection.

2.Tim Semar menambahkan Smart E-Mode,sistem pengaturan jumlah bahan bakar yang masuk sesuai dengan beban mesin. Parameternya diukur dari sensor-sensor pada mesin dan mobil Semar guna mengefisienkan bahan bakar.

3.Bentuk saluran masuk (in) dan pembuangan (exhaust) mesin disempurnakan, sehingga percampuran udara dan bahan bakar dalam mesin lebih optimal, serta aliran gas buang lebih lancar.

SPESIFIKASI TEKNIS SEMAR
MESIN :
SPESIFIKASI
Displacement : 25 cc
Siklus kerja : 4 langkah
Rasio kompresi : 12 : 1
Bahan bakar : SHELL Unleaded Gasoline
Konsumsi BBM: untuk saat ini 400 kilometer per liter,
target 1.100  kilometer per liter
Jumlah katup : 2 (1 inlet 1 exhaust)
Camshaft  : SOHC
Pengapian : AC
Karburasi : Throttle body, injector, dan ECU Yamaha customized
Knalpot : Stainless steel customized dengan catalytic converter
Drive train : Dry clutch, sprocket customized dengan rantai BMX
bike heavy duty
Fitur  : Smart E-Mode, 3 speed sequential gearbox
SPESIFIKASI RANGKA DAN BODI :
Rangka :Alumunium 6061
Bodi  : Fiber composite
Roda  :3 buah (2 depan, 1 belakang) ukuran 1,75 x 17 inci
PENGEREMAN :
-  depan: double disc SHIMANO centerlock
-  belakang: single disc SHIMANO six bolts

TIGA SPEED SEQUENTIAL GEARBOX :
Kendaraan Semar menggunakan internal gear yang terpasang pada sumbu roda belakang, memiliki rasio 3 percepatan untuk menyesuaikan antara tingkat kecepatan kendaraan dan putaran mesin. Dengan begitu, didapat efisiensi mesin yang optimal pada setiap kecepatan.

Perpindahan gigi dapat dilakukan tanpa menurunkan putaran mesin, sehingga proses perpindahan gigi dapat berlangsung dengan halus dan nyaris tanpa jeda waktu, sehingga tenaga mesin dapat tersalurkan secara optimal ke roda belakang

referensi: Koran tempo 30 maret 2010