TULISAN AKADEMIK
A. Latar Belakang
Menulis
ilmiah merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan tulisan
akademik. Tulisan akademik ialah karya tulis yang disusun akademisi
untuk memperoleh gelar akademik, misalnya disertasi untuk mencapai gelar
doktor (S-3), tesis untuk mencapai gelar master (S-2), skripsi untuk mencapai gelar sarjana (S-1), dan karya tulis atau Tugas Akhir bagi program diploma.Tulisan ilmiah bisa juga untuk
memenuhi tugas-tugas akademik, misalnya laporan penelitian, makalah
untuk diskusi/ seminar/ simposium. Makalah untuk memenuhi tugas suatu
mata kuliah pun termasuk tulisan akademik.
Dalam
kurikulum Perguruan Tinggi, karya tulis mempunyai jumlah SKS yang
besar, dan dinilai melalui forum ujian. Nilai yang diperoleh pada
dasarnya merupakan akumulasi dari kecerdasan, pengetahuan, dan
keterampilan yang diperoleh selama di bangku kuliah. Dengan demikian,
karya tulis merepresentasikan intelektualitas penulisnya. Bahkan, karya
tulis juga merupakan representasi integritas moral penulisnya. Karena
karya tulis merupakan representasi kualitas intelektual dan integritas
moral penulisnya, karya tulis merupakan unsur yang signifikan dalam meniti jenjang karier yang lebih tinggi bagi penulisnya.
Inilah
yang kemudian menjadi alasan penting, pembuatan makalah ini.
Selanjutnya dalam makalah ini akan dibahas tentang jenis dan tata cara
menulis akademik. Secara rinci, bab ini akan membahas
1. Bagaimanakah tahap-tahap dalam penulisan akademik?
2. Bagaimanakah cara pembuatan makalah dan laporan ?
3. Bagaimanakah sistematika penulisan laporan dan makalah ?
Tujuan pembahasan bab ini adalah
1. Menjelaskan tahap-tahap menulis akademik
2. Menjelaskan tentang tata cara pembuatan makalah dan laporan
3. Menjelaskan sistematika penulisan laporan dan makalah
B. MENULIS AKADEMIK
Menulis
akademik merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan tulisan
akademik. Tulisan akademik ialah karya tulis yang disusun akademisi
untuk memperoleh gelar akademik, misalnya disertasi untuk mencapai gelar
doktor (S-3), tesis untuk mencapai gelar master (S-2), skripsi untuk mencapai gelar sarjana (S-1). Menulis akademik dibagi menjadi dua yaitu:
1. Menulis Makalah
Dalam
proses perkuliahan, mahasiswa harus memiliki kemampuan menulis makalah.
Karena merupakan karya ilmiah akademik, makalah harus sesuai dengan
syarat-syarat dan ketentuan penulisan akademis.
Makalah
atau paper atau kertas kerja adalah karya tulis yang membahas suatu
masalah berdasarkan logika, pustaka, atau fakta yang disajikan pada
sebuah diskusi, lokakarya, simposium, atau seminar. Isi makalah dapat
berupa gagasan atau pandangan penulis terhadap sesuatu yang belum
dibuktikan terlebih dahulu melalui proses penelitian atau bisa ditulis
berdasarkan laporan penelitian yang berupa intisari atau temuan hasil
penelitian yang telah dilakukan penulis.
a. Jenis Makalah
Dalam kegiatan akademik maupun nonakademik, secara umum, makalah dibedakan menjadi dua, yaitu makalah biasa (common paper) dan makalah posisi (position paper).
Makalah biasa adalah makalah yang dibuat seseorang (mahasiswa) untuk
menunjukkan pemahamannya terhadap permasalahan yang dibahas. Penulis
makalah hanya mendeskripsikan berbagai aliran teori atau pandangannya
terhadap masalah yang dikaji atau dibicarakan. Penulis pada umumnya
memberi tanggapan, kritik, atau saran mengenai aliran tertentu atau
pendapat yang dikemukakan orang lain, tetapi tidak memihak pada salah
satu aliran teori tertentu atau pendapat orang lain tersebut. Di
samping itu, makalah biasa bisa juga berisi pendeskripsian suatu
kebijakan, gagasan atau temuan penulis makalah kepada masyarakat.
Adapun
dalam makalah posisi, penulis tidak hanya dituntut mempelajari aliran
teori tertentu, tetapi juga berbagai aliran dan pandangan orang yang
berbeda-beda. Dari aliran yang bermacam-macam dan pandangan yang
berbeda-beda itulah, penulis dapat memihak salah satu aliran dan
pendapat orang tertentu, atau dapat membuat suatu sintesis dari beberapa
aliran dan pandangan orang lain tersebut. Jadi, dalam membuat makalah
jenis ini, penulis harus mempunyai kemampuan untuk melakukan analisis,
sintesis dan evaluasi.
b. Sistematika Makalah
Sistematika makalah adalah urutan dalam penyusunan makalah. Sistematika makalah pada umumnya terdiri dari enam komponen, yaitu:
1) Judul Karangan dan Nama Penulis
Judul merupakan nama sebuah karangan yang pada umumnya menjadi pembuka untuk mengetahui isi karangan. Karena judul itu menjadi kunci
pembuka seseorang untuk membaca sebuah tulisan, maka judul itu harus
buat sebaik mungkin. Judul yang baik harus memenuhi: dapat mencerminkan
isi karangan, dapat menunjukkan focus, dapat membangkitkan rasa ingin
tahu pembaca, dapat menjawab permasalahan pokok karangan, harus disusun
secara singkat yaitu berbentuk kelompok kata, bukan bentuk kalimat
panjang.
Nama penulis pada umumnya diletakkan di bawah judul karangan. Lazimnya, nama pengarang tidak dicantumkan gelar akademiknya. Di samping nama penulis, biasanya disertakan pula identitas penulis seperti asal penulis, lembaga/instansi, dan keterangan lain yang diperlukan.
2) Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak
atau ringkasan makalah merupakan intisari makalah secara keseluruhan.
Pada umumnya panjang abstrak makalah antara 100 – 200 kata dan diketik
satu spasi. Meskipun sangat singkat, tetapi isi abstrak harus mencakup
latar belakang dan masalah, tujuan, teori, hasil, dan simpulan. Kata
kunci (key words) ditulis di bawah abstrak; lima kata atau istilah penting yang diambil dari makalah
3) Pendahuluan
Pendahuluan
makalah merupakan suatu uraian yang menyatakan adanya kesenjangan
antara kondisi ideal dengan kondisi real, atau kesenjangan antara teori
dan praktik. Di samping itu, bagian pendahuluan dapat pula berisi
alasan-alasan logis tentang pentingnya topik itu dibicarakan.
4) Pembahasan
Bagian ini merupakan bagian utama atau inti dari makalah. Pada bagian ini dikemukakan deskripsi tentang subjek studi, analisis permasalahan, dan solusinya. Pada
bagian ini, hal-hal yang dipermasalahkan dalam bagian pendahuluan harus
dianalisis berdasarkan teori, sehingga masalah yang dipersoalkan
menjadi jelas posisinya dan terpecahkan persoalanya.
5) Simpulan
Simpulan merupakan hasil akhir dari seluruh pembahasan yang berisi jawaban atas semua permasalahan dalam pendahuluan.
6) Daftar pustaka
Daftar pustaka merupakan rujukan sumber yang diacu dalam makalah. Rujukan ini disusun menurut abjad dari nama bagian akhir penulis pertama. Penulisan
rujukan yang berupa buku maupun majalah tidak dibedakan, tetapi untuk
sumber surat kabar dan internet sedikit berbeda. Untuk teknis penulisan daftar pustaka akan diuraikan pada subbab laporan.
2. Menulis Laporan
Dalam
kegiatan ilmiah akademik yang dimaksud laporan adalah dokumen yang
menyampaikan informasi mengenai sebuah masalah yang telah atau sedang
diteliti dalam bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan
tindakan yang akan diambil. Pengertian konseptualnya laporan adalah
suatu cara komunikasi yang dilakukan seseorang (penulis laporan) untuk
menyampaikan informasi kepada seseorang, badan atau lembaga karena
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Sebenarnya laporan merupakan
suatu bentuk dokumen yang sangat bervariasi sehingga sulit diberikan
suatu batasan pengertian yang jelas. Variasi-variasi itu dapat dalam
bentuk angka-angka, isian formulir, surat, gambaran perkembangan suatu
keadaan, dan ada pula yang berbentuk buku.
Laporan
merupakan unsur yang sangat penting dan strategis dalam konteks
komunikasi formal tertulis karena berkaitan dengan pemberitahuan, keputusan
maupun kebijakan-kebijakan yang harus seringkali harus ditindaklanjuti.
Oleh sebab itu, untuk memudahkan pemahaman isi (maksud dan tujuan)
laporan bagi pembaca, pembuat laporan harus memperhatikan
sungguh-sungguh tujuan pembuatan laporan.
a. Dasar-dasar Laporan
Sebuah
laporan selalu bertolak dari dasar-dasar yang pasti, yaitu pihak yang
memberi laporan, pihak yang menerima laporan serta sifat dan tujuan
laporan. Dalam hal ini yang dimaksud pemberi laporan adalah
pihak (bisa perseorangan, kelompok, atau badan/ lembaga tertentu) yang
bertanggung jawab melaporkan proses dan hasil kegiatan yang sedang atau
telah dikerjakan kepada pihak lain (bisa perseorangan, kelompok, atau
badan/ lembaga tertentu), diminta maupun tidak diminta.
Misalnya, seorang siswa melaporan proses dan hasil kegiatan praktikum
mata pelajaran tertentu di laboratorium yang ditujukan kepada guru mata
pelajaran yang bersangkutan; atau seorang mahasiswa melaporan proses dan
hasil penelitian ilmiah sebagai tugas akhir dalam bentuk skripsi,
tesis, atau disertasi yang ditujukan kepada pihak fakultas atau
universitas.
Yang
dimaksud penerima laporan adalah pihak (bisa perseorangan atau badan/
lembaga tertentu) yang menugasi pihak lain (bisa perseorangan, kelompok,
atau badan/ lembaga tertentu) untuk melakukan suatu kegiatan tertentu
sehingga pihak penugas perlu mendapat laporan atas proses dan hasil
pelaksanaan tugas tersebut. Hubungan pertalian yang berbeda antara
pelapor dan penerima laporan biasanya akan memberi warna yang berbeda
pula dalam hal gaya, isi, dan tujuan laporan yang akan dibuat.
b. Tujuan Laporan
Yang
dimaksud tujuan laporan adalah memerikan secara lengkap dan objektif
proses dan hasil suatu kegiatan yang sedang atau telah dilaksanakan agar
dapat dipahami, dimanfaatkan, atau ditindaklanjuti oleh seseorang atau
badan/lembaga lain. Tujuan sebuah laporan sangat bergantung pada
siatuasi yang ada antara pemberi dan penerima laporan. Apabila pemberi
laporan ditugasi oleh pihak lain untuk melakukan kegiatan tertentu, maka
tujuan laporan lebih ditentukan oleh penerima laporan sesuai tugas yang
dibebankan tersebut. Sebaliknya, apabila pemberi laporan tidak sedang
ditugasi oleh pihak lain, maka tujuan laporan ditentukan sendiri oleh
pemberi laporan sesuai usulan yang diajukannya. Tujuan laporan pada
umumnya ialah untuk :
1) Mengambil suatu keputusan
2) Untuk mengatasi atau memecahkan suatu masalah
3) Mengetahui perkembangan suatu keadaan
4) Menentukan langkah atau strategi memperbaiki suatu keadaan
5) Menemukan
gejala atau fenomena suatu objek dan keadaan sehingga diperoleh langkah
tepat atau strategis untuk mengatasi suatu permasalahan.
Untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut, pemberi laporan harus memperhatikan
tujuan laporan yang dikehendaki, sehingga arah, ilustrasi, rincian,
serta paparan proses dan hasil pelaksanaan kegiatan dapat tepat
sebagaimana yang dikehendaki tujuan akhir laporan.
c. Sifat Laporan
Ukuran
baik atau buruknya sebuah laporan sebenarnya bergantung pada
keberhasilannya dalam memenuhi fungsinya, yakni memberi kejelasan dan
mempersuasi pemikiran pembaca sebagaimana yang dikehendaki laporan
tersebut. Untuk memenuhi fungsi tersebut, sebaiknya pemberi laporan
memperhatikan secara seksama beberapa kriteria yang menunjukkan
sifat-sifat sebuah laporan. Beberapa kriteria itu antara lain :
1) Bahasa harus baik dan benar, jelas, serta efektif
2) Isi harus urut dan sistematik
3) Fakta, data, dan bahan harus tepercaya
4) Harus mengandung imajinasi
5) Isi harus lengkap sesuai dengan ruang lingkupnya
6) Proses dan hasil pembahasan harus objektif
7) Pemerian laporan harus disajikan menarik.
d. Macam Laporan
Keraf dalam bukunya Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa
menuliskan bahwa umumnya laporan dibuat sesuai kepentingan yang
menyertainya. Ada laporan yang dibuat untuk kepentingan dunia usaha,
kepentingan dunia pendidikan, pemerintahan, dan sebagainya.
Bermacam-macam laporan itu digolong-golongkan sesuai dengan bentuk dan
maksudnya. Bermacam-macam laporan itu antara lain :
1) Laporan Perkembangan dan Laporan Keadaan
Laporan perkembangan (progress report) pada dasarnya berbeda dengan laporan keadaan (status report).
Secara etimologis laporan perkembangan adalah suatu laporan yang
bertujuan memerikan perkembangan suatu subjek atau objek pada saat
tahap-tahap tertentu. Pemerian perkembangan itu bisa berupa perubahan,
peningkatan, atau tahap-tahap tertentu yang telah tercapai. Adapun
laporan keadaan berupa pemerian situasi dan kondisi subjek atau objek
pada saat laporan itu dibuat. Dengan demikian, perbedaan dua bentuk
laporan itu sebenarnya terletak pada aksentuasinya. Laporan perkembangan
menitikberatkan pada apa yang sudah terjadi sejak permulaan sampai saat
laporan itu dibuat, sedangkan laporan keadaan menitikberatkan pada
kondisi yang ada akibat dari kejadian-kejadian yang berlangsung sejak
permulaan hingga saat laporan itu dibuat.
2) Laporan Berkala
Laporan
berkala disebut juga laporan periodik. Laporan berkala dibedakan dari
laporan-laporan lain berdasarkan tujuannya. Laporan berkala adalah
laporan yang dibuat dalam jangka waktu tertentu, misalnya laporan
tahunan, tengah tahunan, atau lima (5) tahunan, dan seterusnya. Pada
umumnya laporan ini dikaitkan dengan pelaksanaan kegiatan yang berupa
projek sehingga formatnya lebih sering berupa daftar isian. Secara
akumulatif laporan berkala ini menjadi bahan dasar laporan akhir.
3) Laporan Laboratoris
Pembuatan
laporan laboratoris bertujuan menyampaikan hasil percobaan atau
penelitian yang dilakukan dalam laboratorium. Mengingat begitu banyak
jenis laboratorium, maka format laporan ini sangat bervariasi bergantung
pada format spesifik bidang ilmu penelitian atau percobaan. Format
laporan laboratorium medik tentu berbeda dengan format laporan
laboratorium industri, forensik, budaya, seni, dan sebagainya. Laporan
laboratoris biasanya digunakan sebagai petunjuk teoritis dan teknis
untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu.
4) Laporan Hasil Penelitian Ilmiah
Di
antara bentuk-bentuk laporan yang ada, laporan hasil penelitian ilmiah
ini bersifat lebih khusus, karena terikat oleh kaidah-kaidah baku,
terutama dalam hal sistematika dan ragam bahasanya. Sistematika
penulisan laporan ini merujuk pada ketentuan yang telah dibakukan dalam
buku-buku pedoman penulisan karangan ilmiah yang banyak sekali ditulis
orang. Kententuan-ketentuan yang terdapat dalam buku-buku pedoman itu
prinsipnya tidak berbeda satu dengan lainnya. Kalau pun ada perbedaan
biasanya terletak pada kelengkapan-kelengkapan laporan, bukan pada
substansi dan tata urutnya. Kelengkapan-kelengkapan laporan yang berbeda
itu misalnya halaman-halaman daftar, lampiran-lampiran, dan sebagainya.
Laporan penelitian ilmiah ini biasanya berupa laporan tugas akhir dari
suatu institusi pendidikan, terutama di lingkungan pendidikan tinggi.
Beberapa contoh laporan ini antara lain skripsi, tesis, disertasi, dan
lain-lain.
5) Laporan Praktik Kerja
Dalam
hal sistematika dan ragam bahasa yang digunakan antara laporan praktik
kerja dan laporan penelitian ilmiah prinsipnya tidak berbeda. Yang agak
berbeda antara keduanya adalah substansi dari sebagian isi. Dalam
laporan praktik kerja terdapat bab yang berisi deskripsi objektif
tentang situasi dan kondisi lingkungan tempat praktik kerja tersebut
dilakukan, terutama menyangkut sejarah badan/lembaga/institusi dan
gambaran fisik tempat yang bersangkutan.
e. Bentuk Penyajian Laporan
Menurut
Keraf, perbedaan bentuk-bentuk penyajian laporan terletak pada format,
sistematika, dan tujuan laporan. Berdasarkan tujuan pembuatan laporan
sekurangnya-kurangnya terdapat lima bentuk penyajian laporan, antara
lain :
1) Laporan formal
2) Laporan semiformal
3) Laporan prosiding
4) Laporan antara
5) Laporan akhir
f. Struktur Laporan
Seperti
halnya karangan pada umumnya, laporan harus disampaikan dalam bentuk
dan struktur yang baik dan sistematis. Bentuk yang baik bertalian dengan
teknik penulisan, sedangkan struktur bertalian dengan organisasinya.
Oleh sebab itu struktur laporan terutama yang berbentuk buku, harus
dilengkapi oleh unsur-unsur yang baku. Unsur-unsur struktur laporan yang
umum berlaku dalam penyusunan laporan, antara lain :
1) Halaman judul
2) Daftar penyerahan
3) Daftar isi
4) Intisari atau abstrak
5) Pendahuluan
6) Isi laporan
7) Simpulan dan saran
9) Bibliografi
g. Format laporan
Format laporan pada umumnya memiliki unsur-unsur yang terbagi atas tiga bagian, yaitu:
1) Bagian awal
a) Halaman sampul (cover)
Halaman sampul (cover)
memuat judul laporan, yaitu diletakkan ditengah halaman dengan bentuk
dan ukuran huruf yang proporsional . Yang kedua adalah logo, lambang
badan lembaga atau institusi, yaitu diletakkan di tengah asal judul
dengan ukuran sesuai ketentuan. Di bawah judul dicantumkan nama krtua
atau anggota tim pembuat laporan dan ditulis lengkap dengan atau tanpa
gelar kesarjanaan. Selanjutnya adalah nama badan, lembaga atau
institusi. Dan yang terakhir adalah tahun penulisan laporan.
b) Halaman judul
Halaman judul berisi hal-hal yang sama seperti halaman sampul (cover).
c) Halaman pengesahan
Halaman
pengesahan antara lain memuat : Judul lapor, identitas laporan lengkap
dengan daftar nama ketua dan anggota tim pembuat laporan dan tanggal
pengesahan laporan yang ditandai oleh tanda tangan ketua tim pembuat
laporan serta tanda tangan pimpinan badan, lembaga atau institusi.
d) Prakata
Prakata
memuat penjelasan singkat latar belakang dan tujuan kegiatan yang
dilaporkan. Selain itu, juga dicantumkan ucapan terimakasih kepada pihak
(perorangan dan lembaga) tertentu yang membantu proses kegiatan sejak
persiapan hingga penulisan laporan. Dalam prakata sedapat mungkin
dihindari hal-hal yang bersifat ilmiah.
e) Daftar isi
Daftar
isi memuat gambaran secara menyeluruh tentang isi laporan yang dapat
menuntun pembaca apabila ingin melihat langsung bagian tertentu. Daftar isi memuat urutan judul, subjudul, dan subjudul-subjudul yang lebih kecil beserta nomor halaman.
f) Daftar tabel (jika ada)
Daftar tabel memuat urutan judul tabel serta nomor halaman.
g) Daftar gambar (jika ada)
Daftar gambar memuat urutan judul gambar dan nomor halaman.
h) Daftar Lampiran (jika ada)
Daftar lampiran memuat urutan judul lampiran dan nomor halaman.
i) Abstrak atau Intisari
Abstrak
atau intisari ditulis bahasa Indonesia. Tulisan ini merupakan pembukaan
laporan, yang umumnya tidak lebih dari lima ratus kata, spasi rapat,
berisi : tujuan utama dan lingkup kegiatani, penjelasan singkat metode
yang digunakan, ringkasan faktual hasil pelaksanaan kegiatan, dan
simpulan utama.
2) Bagian Isi
a) Bab Pendahuluan
Pendahuluan
memuat deskripsi latar belakang: alasan-alasan mengapa kegiatan yang
dilakukan penting dan menarik. Rumusan masalah hendaknya dimasukkan ke
dalam konteks atau teks dengan cara mengidentifikasi studi-studi yang
relevan dalam kegiatan yang dilakukan. Selain itu, dalam bab ini juga
dicantumkan rumusan tujuan kegiatan. Hal utama yang perlu dihindari
dalam penyusunan pendahuluan adalah kecenderungan penulis laporan untuk
membuat pendahuluan menjadi suatu ulasan (review) yang sangat panjang yang terlalu banyak mengulas bahan pustaka.
Struktur
umum susunan subbab dalam bab pendahuluan terdiri atas latar belakang
dan masalah, tujuan dan manfaat kegiatan, ruang lingkup kegiatan, metode
dan langkah kerja kegiatan, landasan teori, dan sistematika penulisan
laporan. Penjelasan ringkas berkenaan dengan uraian isi
tiap-tiap subbab adalah latar belakang dan masalah, subbab ini memuat
fakta, data, asumsi, statemen (pernyataan), dan informasi-informasi
tertentu yang secara objektif dan rasional menjadi faktor-faktor
penyebab pentingnya suatu kegiatan dilakukan. Faktor-faktor tersebut
sekaligus merupakan alasan-alasan yang secara objektif dan rasional juga
meyakinkan pembaca bahwa kegiatan tersebut penting dan menarik. Uraian
subbab ini diakhiri dengan rumusan masalah yang jumlahnya bisa lebih
dari satu. Lazimnya rumusan masalah tersebut dinyatakan secara eksplisit dalam bentuk kalimat pertanyaan, yang bersifat problematik.
Tujuan
dan manfaat kegiatan, tujuan penelitian dirumuskan berdasarkan
masalah-masalah yang ada sehngga rumusannya berkorelasi dengan rumusan
masalah. Rumusan
tujuan kegiatan dinyatakan secara eksplisit dalam formulasi kalimat
yang operasional. Artinya, pemecahannya harus didasarkan pada parameter yang jelas, serta dapat dikerjakan dengan metode, teori, dan teknik tertentu.
Ruang
lingkup kegiatan, subbab ruang lingkup memuat paparan tentang subjek
dan objek kegiatan Juga memuat paparan aspek/segi/unsur kegiatan yang
akan dilakukan, serta relevansinya dengan tujuan kegiatan.
Metode
dan langkah kerja kegiatanSubbab ini merupakan bagian penting sebuah
kegiatan. Dalam subbab ini diuraikan metode yang dipilih sesuai dengan
tujuan kegiatan. Adapun langkah kerja kegiatan yang umum dilakukan
didasarkan pada tahap-tahap umum sebuah kegiatan, yaitu tahap
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan penyajian laporan hasil
kegiatan. Hal yang perlu diperhatian dalam pelaksanaan kegiatan adalah
sebagai berikut : Bentuk kegiatan hendaknya dijelaskan identifikasinya
secara lengkap, Metode dan teknikl yang digunakan harus
dijelaskan kaitan (relevansinya) dengan tujuan kegiatan, dan
Langkah-langkah kegiatan hendaknya dijelaskan selengkap-lengkapnya
tahapan kegiatan, serta rincian pelaksanaannya pada setiap tahap
tersebut. Dalam hal ini adalah desain kegiatan.
Sistematika
penulisan laporan Subbab sistematika penulisan laporan memuat urutan
penyajian laporan proses dan hasil kegiatan secara ringkas dan
sistematik. Diawali dengan bab 1 pendahuluan berikut subbab-subbabnya,
kemudian bab 2 proses pelaksanaan kegiatan berikut subbab-subbabnya, dan
begitu seterusnya hingga bab akhir berupa penutup, daftar pustaka, dan
lampiran.
b) Bab pembahasan atau pelaksanaan kegiatan
Bab
pembahasan/pelaksanaan kegiatan memuat seluruh proses pelaksanaan
kegiatan, berupa uraian penerapan metode dan teknik pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan sasaran kegiatan. Caranya dengan memisahkan
pembahasan/pelaksanaan kegiatan dalam beberapa bab terpisah sesuai
dengan ruang lingkup kegiatan atau sasaran kegiatan
c) Bab Penutup
Bab ini terdiri dari subbab simpulan dan subbab saran yang dipaparkan secara terpisah. Simpulan
merupakan pernyataan singkat dan tepat penjabaran proses dan hasil
pembahasan/pelaksanaan kegiatan untuk menunjukkan pencapaian tujuan
kegiatan. Penulisan simpulan disusun secara runtut sesuai urutan tahapan
kegiatan. Dalam hal ini, simpulan yang merupakan jawaban terhadap
masalah utama kegiatan hendaknya dipaparkan terlebih dahulu, baru
kemudian secara berurutan dipaparkan simpulan-suimpulan lain sesuai derajat keutamaannya.
Saran
disusun berdasarkan pertimbangan dan pengalaman penulis dan ditujukan
kepada pihak lain, terutama penerima laporan, agar mendapat tanggapan
lebih lanjut.
3) Bagian akhir
a) Daftar pustaka
Di bagian ini dicantumkan semua pustaka yang dirujuk sebagai referensi kegiatan. Tata cara penulisan
daftar pustaka dimulai dengan nama pengarang yang disusun ke bawah
menurut abjad. Dalam urutan ke bawah tidak ada perbedaan antara buku dan
majalah/jurnal/bulletin, perbedaannya terletak pada penulisan huruf dan
tanda bacanya. Hasil wawancara dapat digunakan sebagai daftar pustaka
apabila telah ditranskripsikan dalam bentuk tulisan yang diberi judul.
Adapun daftar pustaka yang bersumber dari internet cara penulisannya
diatur secara khusus dalam tata tulis tersendiri. Pada umumnya urutan
cara penulisan daftar pustaka untuk buku dan majalah adalah buku : nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku, jilid, kota tempat penerbitan, dan nama penerbit. Judul buku menggunakan huruf miring (Italic), tanpa diapit tanda kutip. Majalah atau koran : nama pengarang, tahun penerbitan, judul tulisan, nama majalah, hari/minggu, tanggal, tahun terbit, nomor
halaman, dan nomor kolom. Judul tulisan atau artikel ditulis dalam
tanda kutip, nama majalah/koran ditulis dengan menggunakna huruf miring.
Makalah : nama pengarang, tahun penulisan, judul makalah, nama
kegiatan (seminar, diskusi, lokakarya, dan lain-lain), tanggal
pelaksanaan kegiatan, institusi pelaksana kegiatan. Judul makalah
ditulis dalam tanda kutip.
Artikel dalam kumpulan karangan :
nama pengarang, tahun penerbitan, judul artikel, nama penyunting, judul
kumpulan karangan, nama kota penerbitan, nama penerbit. Judul artikel
ditulis dalam tanda kutip dan judul kumpulan karangan ditulis dengan
huruf miring. Internet : nama pengarang, tahun penulisan, judul
karangan, nama situs, tanggal/ bulan/ tahun, nomor halaman, judul
karangan dalam tanda kutip, nama situs ditulis dengan munggunakan huruf
miring.
Tidak semua bidang ilmu menganut cara penulisan daftar pustaka yang sama. Oleh
karena itu, pembuat laporan hendaknya berkonsultasi dengan konsultan
untuk menyesuaikan cara penulisan daftar pustaka dengan bidang ilmunya
masing-masing.
b) Lampiran
Lampiran
memuat materi yang bukan merupakan faktor utama dalam mengartikan hasil
pelaksanaan kegiatan, sifatnya hanya melengkapi bagian utama laporan
kegiatan. Lampiran
harus tersedia apabila diperlukan pemeriksaan kembali terhadap analisis
pelaksanaan kegiatan. Lampiran tidak perlu mencantumkan semua data
bahan/materi/data yang terkumpul selama pelaksanaan kegiatan.
C. Simpulan
Dalam
menulis akademik terdapat sistematika khusus dan tata bahasa yang baku
dalam penulisannya. Pentingnya menulis akademik di kursi pendidikan
perguruan tinggi merupakan alasan setiap mahasiswa untuk mempelajari
cara menulis akademik yang baik dan benar. Untuk itulah hal ini perlu
dipelajari secara komperhensif.
Menulis
akademik dengan sempurna tidaklah mudah. Sebagai modal utama menulis
akademik adalah mahasiswa bisa melakukan studi pustaka, untuk
memperbanyak referensi dalam menulis akademik.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo, Mukayat.1985.Penulisan Karangan Ilmiah. Yogyakarta : PT Melton Putra
Keraf, Gorys.1970.Komposisi. Jakarta : Nusa Indah
Surosono, dkk. 2008.Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Semarang: Fasindo
referensi:http://staff.undip.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
stroom09@gmail.com