Seriwang asia merupakan burung endemik di Asia. Wilayah sebarannya
sangat luas, mulai dari Turkistan hingga Manchuria, seluruh wilayah di
India dan Srilanka, sampai Pulau Sumba dan Alor (Indonesia). Burung ini
juga sering terlihat di Korea dan Maladewa.
Mereka senang mendiami hutan-hutan lebat, dan dikenal sebagai burung migrasi. Jika di wilayah utara Asia sedang memasuki musim dingin, kawanan burung seriwang asia biasanya akan bermigrasi ke hutan tropis seperti di Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Memiliki 14 subspesies
Burung seriwang asia (Terpsiphone paradisi) terdiri atas 14 subspesies, dan sebagian di antaranya bisa dijumpai di Indonesia, yaitu :
Seriwang asia merupakan burung yang sangat berisik, dengan suara panggilan khasnya yang terdengar tajam: “kreek.. kreek..“. Warna tubuh tergantung dari subspesiesnya. Kedua kakinya tergolong pendek, dan bertengger dengan tegak seperti halnya burung pentet.
Mereka merupakan burung pemakan serangga dan sering berburu sembari terbang. Burung ini juga doyan mandi, sehingga setiap sore sering turun untuk bertengger di dahan yang rendah di atas kolam kecil, lalu menceburkan dirinya untuk mandi sore.
Seriwang asia termasuk burung monogami. Dalam mencari pasangannya, yang berperan aktif justri burung betina. Biasanya burung betina akan memilih burung jantan yang benar-benar matang darinya. Sarangnya dibangun burung jantan, dan telur akan dierami secara bergantian oleh induk jantan dan betina.
Kalau kita kebetulan bermain ke pasar burung, terkadang ada beberapa pedagang yang menjual burung ini. Para pedagang inilah yang kerap menyebutnya dengan burung tali mayit atau tali pocong. Mungkin karena ekor panjangnya yang berwarna putih, mirip tali yang digunakan untuk pocongan.
Akibat kebiasaan tersebut, sebagian kicaumania menganggap bahwa itulah nama sebenarnya dari burung tersebut. Padahal nama sebenarnya adalah seriwang asia, atau asian paradise flycatcher.
Ekornya yang panjang tentu membutuhkan kandang cukup besar untuk memeliharanya. Hal inibisa diatasi dengan menggunakan sangkar burung murai batu. Adapun perawatan harian bisa dibilang sama dengan burung pemakan serangga lainnya sepertikacer, murai batu, tledekan, dan lain-lain.
Suara burung ini cukup kencang dan bisa lebih bervariasi dari suara kicauan aslinya. Apakah burung ini bisa dimaster dengan suara burung lain? Ada kemungkinan bisa, karena rata-rata burung dari keluarga flycathcer itu pintar jika dilatih menirukan suara burung lainnya (dimaster).
Mereka senang mendiami hutan-hutan lebat, dan dikenal sebagai burung migrasi. Jika di wilayah utara Asia sedang memasuki musim dingin, kawanan burung seriwang asia biasanya akan bermigrasi ke hutan tropis seperti di Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Memiliki 14 subspesies
Burung seriwang asia (Terpsiphone paradisi) terdiri atas 14 subspesies, dan sebagian di antaranya bisa dijumpai di Indonesia, yaitu :
- Tp paradisi : Habitat di wilayah tengah dan selatan India, Bangladesh, serta baratdaya Myanmar.
- Tp leucogaster : Habitat di wilayah barat Tian Shan (Afghanistan), wilayah utara Pakistan, wilayah tengah dan barat India, serrta wilayah tengah dan barat Nepal.
- Tp affinis : Habitat di wilayah Malaysia dan Sumatera.
- Tp incei : Habitat di bagian tengah dan timur China, wilayah timur Rusia, dan Korea Utara.
- Tp insularis : Habitat di Pulau Nias, lepas pantai barat Sumatera.
- Tp nicobarica : Habitat di Kepulauan Nicobar.
- Tp sumbaensis : Habitat di Lesser Sunda (wilayah timur Indonesia ) dan Sumba.
- Tp floris : Habitat Lesser Sunda Sumbawa, Flores, Lomblen, dan Kepulauan Alor.
- Tp procera : Habitat di Simeuluë, Aceh, pesisir utara Sumatera.
- Tp ceylonensis : Habitat di wilayah Sri Lanka.
- Tp borneensis : Habitat di Kalimantan.
- Tp saturatior : Habitat di wilayah timur Nepal, India, dan Bangladesh, serta wilayah utara Myanmar.
- Tp burmae : Habitat di wilayah tengah Myanmar.
- Tp indochinensis : Habitat di wilayah timur Myanmar, Yunnan (China), dan sering bermigrasi ke Thailand, Indochina, Malaysia, dan Sumatera.
Seriwang asia merupakan burung yang sangat berisik, dengan suara panggilan khasnya yang terdengar tajam: “kreek.. kreek..“. Warna tubuh tergantung dari subspesiesnya. Kedua kakinya tergolong pendek, dan bertengger dengan tegak seperti halnya burung pentet.
Mereka merupakan burung pemakan serangga dan sering berburu sembari terbang. Burung ini juga doyan mandi, sehingga setiap sore sering turun untuk bertengger di dahan yang rendah di atas kolam kecil, lalu menceburkan dirinya untuk mandi sore.
Seriwang asia termasuk burung monogami. Dalam mencari pasangannya, yang berperan aktif justri burung betina. Biasanya burung betina akan memilih burung jantan yang benar-benar matang darinya. Sarangnya dibangun burung jantan, dan telur akan dierami secara bergantian oleh induk jantan dan betina.
Kalau kita kebetulan bermain ke pasar burung, terkadang ada beberapa pedagang yang menjual burung ini. Para pedagang inilah yang kerap menyebutnya dengan burung tali mayit atau tali pocong. Mungkin karena ekor panjangnya yang berwarna putih, mirip tali yang digunakan untuk pocongan.
Akibat kebiasaan tersebut, sebagian kicaumania menganggap bahwa itulah nama sebenarnya dari burung tersebut. Padahal nama sebenarnya adalah seriwang asia, atau asian paradise flycatcher.
Ekornya yang panjang tentu membutuhkan kandang cukup besar untuk memeliharanya. Hal inibisa diatasi dengan menggunakan sangkar burung murai batu. Adapun perawatan harian bisa dibilang sama dengan burung pemakan serangga lainnya sepertikacer, murai batu, tledekan, dan lain-lain.
Suara burung ini cukup kencang dan bisa lebih bervariasi dari suara kicauan aslinya. Apakah burung ini bisa dimaster dengan suara burung lain? Ada kemungkinan bisa, karena rata-rata burung dari keluarga flycathcer itu pintar jika dilatih menirukan suara burung lainnya (dimaster).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
stroom09@gmail.com