Wahai Saudaraku, jadikanlah shidq sebagai pusat dan awal semua urusanmu.
Dikatakan bahwa shidq adalah pedang Allah di bumi. Apa pun yang
disentuhnya pasti terpotong.
Ketahuilah, shidq memiliki dua arti: shidqul lisan dan shidaul qolb.
Shidqul qolb adalah sumber shidqul lisan, dan selalu menjadi
pegangan dan tujuan kaum sholihin. Shidqul lisan adalah perbuatan yang
baik, tapi shidqul qolb merupakan sumber dan asal dari shidqul lisan.
Shidqul lisan dikatakan baik karena ia menunjukkan
kemakmuran batin ('imaratul bathin) dan kesucian jiwa.
Kebohongan lisan sangat jelek dan buruk, tapi kebohongan hati lebih
buruk dan berbahaya karena menunjukkan kerusakan batin dan kehinaan
jiwa. Kebohongan hati dapat melahirkan berbagai perbuatan yang lebih
buruk daripada kebohongan lisan. Orang yang mudah berbohong dan tidak
mempedulikan kehinaan dan kekurangan jiwanya, adalah orang yang rendah.
Keadaan ini akan membuatnya jauh dari Allah SWT. Seorang
manusia yang sempurna tidak rela melihat dirinya penuh kekurangan,
meski tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Orang yang suka
berbohong akan meremehkan aib dan kekurangannya sendiri, meskipun ia
mengetahui aib dan kekurangan tersebut. Sebagaimana dikatakan bahwa
seorang pendusta tidaklah berdusta kecuali karena ia memandang
remeh dirinya.
Oleh karena itu, ketahuilah, bahwa shidqul bathin tidak akan
membelokkan hati dari jalan kebenaran, bahkan kejujuran akan
menjadi syiarnya. Jika seseorang telah membiasakan batinnya
dengan kebenaran dan shidq, maka lisannya akan sulit untuk diajak
berdusta, karena:
Lisan adalah penerjemah hati.
Lisan hanya akan mengutarakan apa yang terdapat dalam hati. Jika hati
shidq, mustahil lisan akan berdusta. Kini jelaslah bagimu, bahwa jika
batin telah dibiasakan dengan kebenaran, maka kebenaran akan
menjadi sifat dan karakteristik batin. Sehingga andaikan ia ingin
berbohong, ia tidak mampu melakukannya, sebab yang demikian itu bukan
sifat batinnya.
Semua ucapan dan perbuatan buruk seseorang ditimbulkan oleh keburukan
batin. Hal ini terjadi karena akal yang lemah, atau hawa yang menguasai
dirinya dan menodai nuraninya (sir). Orang yang dikuasai oleh
hawa, setelah sadar akan menyesali semua kelalaiannya.
Sedangkan orang yang berakal lemah, tidak akan pernah sadar, tidak akan
pernah mengetahui cacat batinnya, dan tidak akan pernah bisa
diharapkan kesembuhan batinnya. Pahamilah hal ini dan berusahalah
(untuk bersikap shidq), semoga dengan pertolongan dan kehendak Allah
kamu akan memperoleh kebenaran.
Sumber: "Rahasia Ilmu Para Wali"
Penerjemah : Ustadz NAuval bin Muhammad Al Aidarus
koleksi ilmu hikmah, kisahsufi,tasawuf,fengshui,maulid,desain grafis,batu akik,batu obsidian, paypal pay,za,pendanaan,RENTAL MOBIL proyek,investor,funder,kredit kpr,pinjaman multi guna ,pialang,wali amanat,SEWA MOBIL CIREBONtaxi online cirebondan lain-lain
koleksi ilmu-ilmu hikmah,kisah 2 tokoh sufi.teknologi tips n trik dll
Sabtu, Agustus 17, 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
stroom09@gmail.com